Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pagar Nusa Gunung Terang menyelenggarakan gebyar shalawat dan ceramah agama dalam rangka tasyakuran kemerdekaan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di TPA Nabatus Salam tiyuh Totomulyo, Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat, pada hari Sabtu, 26 Agustus 2023.
Hadir dalam kegiatan tersebut Jajaran Pengurus Mejelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Gunung Terang, Lurah tiyuh Totomulyo, tokoh agama dan masyarakat tiyuh Totomulyo, Ketua PAC Lembaga dan Banom NU se-kecamatan Gunung Terang dan seluruh anggota Pagar Nusa.
Perwakilan panitia PAC Pagar Nusa Gunung Terang, Rendi menyampaikan mohon maaf jika dalam penyambutan serta penyediaan tempat yang kurang maksimal dan ke depannya akan diperbaiki.
“Harapan kami semoga selanjutnya kegiatan sholawat ini bisa berjalan dengan istiqomah, dan semoga Pagar Nusa Kecamatan Gunung Terang semakin maju, semakin jaya, dan semakin solid serta senantiasa berkhidmat pada Nahdlatul Ulama, Negara dan Bangsa,” ujarnya.
Ketua Tanfidziyah MWC NU Gunung Terang, Muhamad Asfiyak menyampaikan rasa bangga terhadap PAC Pagar Nusa Gunung Terang.
“Saya bangga atas terselenggaranya gebyar sholawat ini. Karena, Pagar Nusa bukan hanya olahraga atau pun pencak silat semata. Pagar Nusa ada karena para pendekarnya tetaplah seorang santri,” ungkapnya.
“Dalam kesempatan ini kita harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia. Namun kita tidak boleh terlena begitu saja, penjajahan di Indonesia saat ini masih berlangsung, bukan penjajahan berbentuk perang senjata namun penjajahan budaya. Penjajahan budaya tidak dapat ditanggulangi dengan perang senjata, melainkan dengan pendidikan. Untuk bapak ibu, monggo digiatkan untuk menggiring anaknya mengaji, karena dengan mengaji secara tidak langung kita dapat memerangi penjajahan budaya yang ada di Indonesia.”tegasnya.
Kepalo tiyuh Toto Mulyo yang dalam sambutannya diwakili oleh Wisnu, Juru tulis tiyuh mengatakan” Saya ingat satu perkataan Bung Karno, Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”
Kami sangat senang sekali dengan adanya kegiatan ini, semoga menghasilkan efek yang positif dan jika ada kegiatan semacam ini kami akan mendukung kegiatan dana memfasilitasi keamanan dan kenyamanan khusunya di tiyuh ini.”ungkapnya.
Kyai Ahmad Rifai dalam mauidzohnya menyampaikan “Di zaman yang sudah maju ini ukurannya adalah tehnologi, apabila kita tidak bisa mengikutinya maka kita akan tertinggal. Saat ini menjumpai anak-anak mengaji itu sulit. Walaupun TPA TPQ ramai, namun memasuki masa remaja SMP banyak yang enggan mengaji. Jadi bapak ibu yang memiliki anak masuk pada pagar nusa haruslah bangga. Namun pagar nusa bukan hanya sekedar silatnya yang dibanggakan, tapi misi yang paling berat bagi seorang pendekar adalah sifat tawadhuknya, sifat rendah hatinya setia mengawal atas perjuangan para ulama dan para kiyai.”
Acara gebyar sholawat tersebut berlangsung dengan sangat meriah dan khidmat.