Pemerintah Tiyuh Bersama Ranting NU Jaya Murni Adakan Ruwatan, dikemas Dalam Pengajian dan Santunan

Masih disuasana tahun baru Islam 1445H, Warga Nahdliyin Tiyuh Jaya Murni adakan ruwatan yang dikemas dengan pengajian dengan mengundang KH. Purnomo Sidik dari Pekalongan Lampung Timur.

Makna dari Ruwatan Jawa adalah memohon dengan tulus agar orang yang diruwat dapat terbebas dari bencana dan mendapatkan keselamatan. Oleh karena itu, upacara Ruwatan dilakukan untuk melindungi manusia dari berbagai bahaya yang ada di dunia. Hingga saat ini, tradisi Ruwatan masih dipercayai oleh sebagian masyarakat, masyarakat juga berhasrat untuk menjaga dan mempertahankan warisan adat istiadat yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur. Ruwatan sendiri sering dilaksanakan pada bulan muharram atau bulan asyura seperti yang dilakukan oleh masyarakat Tiyuh Jaya Murni Kecamatan Gunung Agung hari selasa ( 15 agustus 2023 ).

Namun dalam kegiatan ruwatan tiyuh kali ini Kepalo Tiyuh Sukatun dan Ketua Ranting NU Dimyati bersama masyatakat mengemasnya menjadi suatu kegiatan dengan acara pengajian yang mendatangkan mubaligh yang faham akan budaya ruwatan, sehingga dengan pengajian ini tidak akan mengurangi nilai budaya itu sendiri justru malah melestarikanya.

Acara tersebut di hadiri oleh para ulama dan umaro Kecamatan Gunung Agung diantaranya jajaran MWC NU Gunung Agung baik syuriah maupun tanfidzyah, Camat serta Kepalo Tiyuh Sekecamatan Gunung Agung, anggota DPRD Tubaba, Alim Ulama, muslimat, Fatayat, Ansor, Banser, IPNU, IPPNU, Pagar Nusa, serta perguruan PSHT.

Dalam ceramahnya KH. Purnomo Sidik memaparkan tentang ruwatan, bahwasanya yang di ruwat itu ahlak manusianya bukan desa atau wilayah, jika penduduk suatu wilayah tersebut beriman niscaya wilayah atau desa tersebut pasti baldatun toyyibatun warrobun ghofur, atau gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo. Serta Kyai Purnomo Sidik mengajak jama’ah agar menjalankan 3 hal agar hidup kita di rahmati Alloh ta’ala, yaitu :

1. Bersaudara : Bahwa persaudaraan menjadi sangat penting dikembangkan agar dapat tercipta kerukunan semua umat manusia. Islam sendiri mengenal istilah trilogi persaudaraan, yakni persaudaraan seagama (ukhuwah Islamiyah), persaudaraan dalam kemanusiaan (ukhuwah basyaraiah/insaniyah), dan persaudaraan sebangsa (ukhuwah Wathaniyah).

2. Bakti terhadap orang tua :Sebagai wujud Birrul Walidain, taat kepada orang tua merupakan bagian dalam etika islam yang menunjukkan tindakan kebaktian. Para ulama telah sepakat bahwa hukum taat dan patuh kepada orang tua adalah fardhu ain.

3. Dekatkan diri dengan ulama : tak dapat dipungkiri, semua orang pasti menginginkan hidupnya tenang, damai dan sejahtera baik didunia maupun diakhirat. Namun, kebanyakan orang kurang percaya bahkan tidak mengetahui bahwa salah satu kuncinya adalah sering sowan, bermuwajahah (bertatap muka), dan meminta pencerahan kepada para ulama.

Tiga point penting yang disampaikan oleh KH. Purnomo Sidik tersebut di jabarkan begitu detail dengan menggunakan media wayang kulit sehingga awal hingga ahir pengajian, pengunjung hidmat mendengarkan tausiah atau pitutur dari sang kyai. (rep. mwcnu gunung agung ).

Pos terkait

banner 300600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *